Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dari Kepala ke Hati Anak, Membangun Pendidikan Berkualitas di Pangkalpinang

PANGKALPINANG — Di tengah riuhnya aktivitas pendidikan dan tantangan zaman yang semakin kompleks, Wakil Wali Kota Pangkalpinang, Dessy Ayutrisna, membuka Pelatihan Penguatan Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri se-Kota Pangkalpinang Tahun 2025, Selasa (21/10/2025), di Bangka City Hotel. Acara yang diikuti oleh 122 kepala sekolah, terdiri atas 91 kepala SD dan 31 kepala SMP, ini bukan sekadar pelatihan rutin. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk menegaskan bahwa mutu pendidikan sangat bergantung pada kualitas kepemimpinan kepala sekolah.

“Kami menyadari sepenuhnya bahwa upaya peningkatan kualitas pendidikan harus terus berjalan, bahkan di tengah keterbatasan anggaran. Pemerintah Kota Pangkalpinang berkomitmen membangun sekolah baru, memperbaiki fasilitas, dan yang terpenting, melakukan pemerataan mutu pendidikan agar setiap anak memiliki kesempatan yang sama meraih pendidikan terbaik,” ujar Dessy dengan penuh semangat di hadapan para kepala sekolah.

Dessy menegaskan bahwa kepala sekolah memiliki peran sentral, bukan hanya sebagai administrator, tetapi juga sebagai pemimpin yang mampu memahami karakter unik setiap peserta didik. Ia menekankan tiga fungsi utama kepala sekolah: manajerial, edukatif, dan supervisi terhadap guru dan tenaga kependidikan.

“Kepala sekolah harus mampu memanusiakan manusia dalam proses pendidikan. Mereka harus mencetak generasi yang cerdas, kreatif, berkarakter, dan berakhlak mulia,” tegas Dessy.

Ia juga menyoroti tantangan yang muncul dari perkembangan teknologi dan media sosial. Guru dan kepala sekolah harus adaptif dan selektif dalam membimbing anak-anak agar mampu memilah informasi dengan tepat, tetap fokus belajar, dan berpegang pada nilai moral yang kuat.

Di tengah sesi pelatihan, Wati, Kepala SDN 01 Pangkalpinang, berbagi pengalamannya. Ia menceritakan bagaimana rotasi guru antar sekolah sempat menimbulkan tantangan adaptasi.

“Awalnya guru-guru baru kesulitan menyesuaikan metode mengajar dengan karakter anak-anak di sekolah ini. Namun dengan arahan kepala sekolah dan pelatihan seperti ini, kami mulai menemukan pendekatan yang efektif,” kata Siti sambil tersenyum.

Siti menambahkan, pelatihan ini membantunya memperkuat kemampuan manajerial, mulai dari perencanaan program pembelajaran, pengorganisasian guru, hingga pengawasan mutu pendidikan di kelas. Ia merasa lebih percaya diri untuk memimpin sekolahnya ke arah yang lebih baik.

Meskipun beberapa sekolah tengah melaksanakan ujian tengah semester, antusiasme para kepala sekolah tetap tinggi. Mereka hadir dengan penuh perhatian, mencatat setiap arahan dan mengikuti simulasi yang diberikan narasumber. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Erwandi, menegaskan,

“Kegiatan ini bukan seremonial. Ini upaya konkret agar kepala sekolah mampu mengelola lembaga pendidikan dengan efektif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.”

Seorang guru pendamping, Andika, menambahkan, “Melihat kepala sekolah tetap bersemangat meski tengah sibuk, membuat kami juga terdorong untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengajar. Ini energi positif yang menular ke seluruh staf dan anak-anak.”

Dessy menekankan pentingnya pemerataan mutu pendidikan di seluruh sekolah. Salah satu langkah yang dilakukan Pemkot Pangkalpinang adalah rotasi guru antar sekolah, guna mengurangi kesenjangan kualitas pengajaran.

“Dengan langkah ini, setiap anak mendapatkan kesempatan belajar yang setara, dan setiap guru memiliki pengalaman yang lebih luas dalam menghadapi beragam karakter siswa,” jelas Dessy.

Pelatihan ini juga menekankan pengembangan kompetensi kepala sekolah sebagai ujung tombak pendidikan, termasuk kemampuan merencanakan program sekolah, mengorganisasi guru, memantau pelaksanaan pembelajaran, dan mengendalikan mutu pendidikan secara menyeluruh.

Selain kompetensi manajerial, pelatihan menekankan adaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi. Kepala sekolah diajak memahami bagaimana media sosial dan informasi digital memengaruhi perilaku siswa, serta bagaimana membimbing anak-anak tetap kritis, kreatif, dan beretika.

“Guru dan kepala sekolah harus menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter generasi muda. Mereka harus membekali anak-anak dengan kemampuan berpikir kritis, memilah informasi, dan nilai-nilai moral yang kuat. Pemerintah siap melindungi dan mendukung tenaga pendidik selama mereka menjalankan tugas sesuai kode etik dan peraturan,” ujar Dessy.

Dessy menekankan bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau sekolah saja, tetapi memerlukan kolaborasi seluruh pihak: guru, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat.

“Dengan kolaborasi yang kuat, output pendidikan di Pangkalpinang akan meningkat. Kita akan mampu mencetak generasi unggul yang kreatif, inovatif, berdaya saing tinggi, serta memiliki karakter yang kuat dan berakhlak mulia. Generasi inilah yang akan menjadi pemimpin masa depan Kota Pangkalpinang,” tutup Dessy optimis.

Di balik data, angka, dan strategi, feature ini menegaskan bahwa kualitas pendidikan bukan hanya soal gedung atau fasilitas, melainkan kepemimpinan, visi, dan keberanian kepala sekolah untuk membimbing anak-anak menjadi pribadi unggul.

Pelatihan hari ini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan pendidikan di Pangkalpinang bergerak dari kepala sekolah, ke hati anak-anak, hingga masa depan kota. Suasana ruang pelatihan, tawa guru, dan diskusi interaktif menjadi simbol bahwa pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tetapi juga transformasi karakter yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *